Tanjungpura, 23 Mei 2010
MAPAG SRI
Dewi Sri adalah nama Dewi untuk Padi, Konon pada jaman dahulu kala legenda itu "Jaka Budug Basuh [Ikan] dan Dewi Sri [Padi]" sangat kental dengan kehidupan masyarakat.
Karena sangat legenda dan menyatunya hingga akhirnya setiap pesta panen kala itu Masyarakat selalu melakukan Ritual untuk menghormati Dewi Sri. Yang kini Ritual tersebut dinamakan "Mapag Sri" dengan cara mengadakan pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk dengan menggambarkan Cerita tentang Dewi Sri, Jaka budug, dan bahkan hama yang menyerang tanaman padi.
Ritual tersebut dilakukan dengan harapan para petani mendapatkan keberkahan dengan hasil panen yang melimpah dan rakyat makmur.
Pengaruh peradaban, teknologi dan pola pikir , kini Upacara tersebut sudah ditinggalkan oleh Masyarakat Pedesan. Namun tidak dengan Desa Tanjungpura Kecamatan Karangampel-Indramayu.
Sejak dibawah kepemimpinan Kuwu [Kepala Desa] Baru tahun 2009, Bapak Tarsono yang latar belakang mendapat didikan Ayahnya Alm. Bapak Kuwu M. Suma [mantan Kepala Desa Tanjungpura era 70 dan 80-an. Beliau 2 tahun ini kembali melestarikan Adat budaya Desanya. Sambutan dari masyarakat sangat antusias adat desa kini dilestarikan lagi.
Terlepas dari kontroversi Ulama dan Tokoh Masyarakat, satu yang dipegang oleh Kepala Desa dan Unsur elemen Panitia Upacara Adat Desa "Mapag Sri" yaitu Melestarikan Adat Istiadat dan budaya serta memperkenalkan nya pada generasi sekarang. Lebih dari pada itu, makna yang terkandung dari acara itu sangat banyak yang perlu di tauladani, Mulai dari Gotong Royong sampai isi dan makna yang terkandung dari ritual serta alur cerita Pagelaran Wayang Kulit nya.
Minggu, 23 Mei 2010
Minggu, 17 Januari 2010
Gotong Royongan Menggagas Masa Depan Desa
Desa Tanjungpura adalah salah satu dari 11 desa yang ada di Kecamatan Karangampel-Indramayu yang menerima dana proyek PNPM Mandiri Perdesaan.
Di tahun 2009 ini dengan kepengurusan : Tonni (Ketua), Kasid (Bendahara) dan Mulani (sekertaris) telah bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat bahu-membahu melaksanakan program Sarana dan prasarana Fisik "Tembok Penahan Tanggul" (TPT) seluas : 725 x 0.65 x 0.3 M = 141 M3.
Di tahun 2009 ini dengan kepengurusan : Tonni (Ketua), Kasid (Bendahara) dan Mulani (sekertaris) telah bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat bahu-membahu melaksanakan program Sarana dan prasarana Fisik "Tembok Penahan Tanggul" (TPT) seluas : 725 x 0.65 x 0.3 M = 141 M3.
Sabtu, 16 Januari 2010
Profil Desa Tanjungpura
Tanjungpura merupakan salah satu dari sebelas desa yang ada di Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu Jawa Barat.
Secara Geografis Desa ini berbatasan dengan
Sebelah Selata berbatasan dengan Desa Krangkeng Kec.krangkeng
Sebelah Timur Berbatasan Desan Desa Tanjakan Kec.Krangkeng
Sebelah Utara Berbatasan dengan Desa Tanjungsari dan Desa Kaplongan Lor Kec.Karangampel
dan Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Kaplongan Kidul.
Luas Wilayah hampir 60 % adalah lahan Pesawahan
dengan jumlah penduduk 6.000 jiwa atau 1.600 Kepala Keluarga
Dibawah kepemimpinan Kuwu Tarsono yang berlangsung sejak Februari 2009 telah banyak harapan yang di damba oleh masyarakat.
Tentunya sebagai salah satu desa miskin dengan mata pencarian penduduknya mayoritas buruh tani, dan tingkat pendidikan yang dirata-ratakan kelas 4 SD serta angka harapan hidup yang sangat mines (45 tahun ). Tentunya menjadi tantangan bagi seorang Tarsono untuk melakukan perubahan dan pembangunan .
Dengan kondisi seperti itu tentu menjadi tantangan tersendiri bagi siapapun yang akan memimpin desa tersebut.
Kini setahun telah berjalan, berbagai upaya telah banyak dilakukan oleh Bpk Tarsono selaku Kuwu Desa Tanjungpura. Bukan saja di bidang Infrastruktur tapi lebih dari itu pembangunan di bidang Kesehatan, Pendidikan dan Daya beli masyrakat pun menjadi prioritasnya dalam memajukan desanya.
Secara Kelembagaan pun dari mulai LPM, Karang Taruna, Remajah Masjid, Kelompok Tani, dan lembaga lembaga lainnya telah tersentuh dalam setip program yang akan dilakukan.
Kini hanya waktu, SDA dan perhatian pemerintah pusatlah yang akan menjawab harapan perubahan tersebut. Tentunya secara berkesinambungan modal utama yang selalu di prioritaskan adalah Pelaku-pelaku (SDM) dari masyarakat itu sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)